Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) menilai, secara umum kebijakan pendidikan sepanjang tahun 2011 masih trial and error serta hit and run. Tidak ada skema kebijakan yang matang untuk diterapkan.
Hidup adalah Kesusahan yang akan diatasi. Rahasia yang akan digali. Tragedi yang akan dialami. Kegembiraan yang akan dibagikan. Cinta yang akan dinikmati, dan Tugas yang akan dilaksanakan. Inilah hidup sebagai romantika yang akan dirangkul. Resiko yang akan diambil. Syair yang akan dilantunkan. Anugerah yang akan dipergunakan. Berkah yang akan dicapai., dan mimpi yang akan diwujudkan.
Menu
SELAMAT DATANG
SELAMAT DATANG ►► |
Kata kata motivasi untuk hari ini
Kamis, 29 Desember 2011
Sabtu, 10 Desember 2011
Pilih tugas dimana saja atau berhenti jadi guru
Surat Keputusan Bersama lima menteri memberikan kewenangan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk kembali memiliki otoritas penuh dan menarik urusan pendidikan dari pemerintah daerah, kabupaten/kota.
Dengan adanya SKB ini, tata kelola pendidikan, termasuk penyaluran dana bantuan operasional sekolah (BOS), ataupun pendistribusian guru, akan kembali ditangani pemerintah pusat dan pemerintah provinsi.
Dengan adanya SKB ini, tata kelola pendidikan, termasuk penyaluran dana bantuan operasional sekolah (BOS), ataupun pendistribusian guru, akan kembali ditangani pemerintah pusat dan pemerintah provinsi.
Selasa, 25 Oktober 2011
Pendidikan di Negeri BOHONG
Keteladanan adalah metode efektif dalam pendidikan karakter. Keteladanan menjadikan dinamika pendidikan membumi, konkret, dan kontekstual.
Bagaimanakah jadinya pendidikan jika harus dijalankan di negeri yang penuh kebohongan?
Pendidikan seharusnya membangun rasa bangga dan cinta peserta didik kepada negerinya. Ini hanya bisa berlangsung bila kualitas para pengelola negeri unggul dan berkarakter. Mereka layak diteladani karena menjadi pribadi yang merdeka dari kepentingan pribadi dan kelompok. Keadilan dan kesejahteraan hidup segenap rakyat adalah satu-satunya yang diperjuangkan.
Bagaimanakah jadinya pendidikan jika harus dijalankan di negeri yang penuh kebohongan?
Pendidikan seharusnya membangun rasa bangga dan cinta peserta didik kepada negerinya. Ini hanya bisa berlangsung bila kualitas para pengelola negeri unggul dan berkarakter. Mereka layak diteladani karena menjadi pribadi yang merdeka dari kepentingan pribadi dan kelompok. Keadilan dan kesejahteraan hidup segenap rakyat adalah satu-satunya yang diperjuangkan.
Kamis, 15 September 2011
Kewenangan Guru Akan Kembali Ke Pemerintah Pusat
Kewenangan untuk menangani tenaga pendidik, seperti guru dan kepala sekolah, akan dikembalikan ke tangan pemerintah pusat, tidak lagi di tangan pemerintah daerah. Langkah ini dilakukan untuk melindungi tenaga pendidik dari pengaruh dinamika politik daerah.
Demikian dikemukakan Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh seusai rapat kerja dengan Komisi X DPR, Selasa (21/6) malam. ”Di antara empat komponen sekolah (kurikulum, infrastruktur, guru, dan sistem pembelajaran), tenaga pendidiklah yang paling rawan terpengaruh politik daerah,” ujarnya.
Sabtu, 10 September 2011
Beban Tugas Guru Naik dari 24 jam menjadi 27,5 jam
Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas), Mohammad Nuh menghargai usulan dari Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara (Kemenpan) terkait dengan akan diberlakukannya aturan yang mengatur pengembangan dan pembinaan profesi.
Seperti diberitakan, Kemenpan berancana untuk menaikkan standar minimal mengajar bagi para guru yang ingin disertifikasi dari 24 jam menjadi 27,5 jam dalam seminggu. Usulan Kemenpan tersebut rencananya akan mulai diberlakukan pada 1 Januari 2013 mendatang.
Selasa, 09 Agustus 2011
Tahun 2011, Kuota Serifikasi Guru Naik 50%
Wakil Menteri Pendidikan Nasional (Wamendiknas) Fasli Jalal menerangkan, pemerintah akan menaikkan target kuota sertifikasi guru. Kuota sertifikasi guru pada 2011 naik 50 persen, dari 200.000 menjadi 300.000. Dengan kenaikan kuota tersebut, pada 2015 diperkirakan pembayaran tunjangan profesi akan mencapai sekitar Rp 60 triliun.
Selasa, 02 Agustus 2011
PTK ??!!,... Hambatan guru untuk meraih golongan di atas IV/A
Seperti telah kita ketahui, akhir-akhir ini kita dibuat terperanjat oleh berita di koran Kompas, yang menuliskan bahwa banyak guru PNS yang sulit sekali untuk naik pangkat. Jumlahnya sangat fantastis atau bisa dikatakan cukup banyak. Para guru PNS di tingkat DIKDASMEN sulit mencapai pangkat di atas IV/A karena kemampuan mereka membuat karya Tulis Ilmiah (KTI) masih lemah padahal membuat KTI menjadi salah satu syarat kenaikan pangkat.
Selasa, 11 Januari 2011
Puisi
“NEGERI PARA BEDEBAH”
Ada satu negeri yang dihuni para bedebah
Lautnya pernah dibelah tongkat Musa
Nuh meninggalkan daratannya karena direndam bah
Dari langit burung-burung kondor
menjatuhkan bebatuan menyala-nyala
Tahukah kamu ciri-ciri negeri para bedebah?
Itulah negeri yang para pemimpinnya hidup mewah
Tapi rakyatnya makan dari mengais sampah
Atau menjadi kuli di negeri orang
Yang upahnya serapah dan bogem mentah
Di negeri para bedebah
Orang baik dan bersih dianggap salah
Dipenjarakan hanya karena sering ketemu wartawan
Menipu rakyat dengan pemilu menjadi lumrah
Karena hanya penguasa yang boleh marah
Sedangkan rakyatnya hanya bisa pasrah
Maka bila negerimu dikuasai para bedebah
Jangan tergesa-gesa mengadu kepada Allah
Karena Tuhan tak akan mengubah suatu kaum
Kecuali kaum itu sendiri mengubahnya
Maka bila melihat negeri dikuasai para bedebah
Usirlah mereka dengan revolusi
Bila tak mampu dengan revolusi, dengan demonstrasi
Bila tak mampu dengan demonstrasi, dengan diskusi
Tapi itulah selemah-lemahnya iman perjuangan !
Selasa, 04 Januari 2011
Surat Untuk Firman
Teman, kita sebaya. Hanya bulan yg membedakan usia. Kita tumbuh di tengah sebuah generasi dimana tawa bersama itu sangat langka. Kaki kita menapaki jalan panjang dengan langkah payah menyeret sejuta beban yg seringkali bukan urusan kita. Kita disibukkan dengan beragam masalah yg sialnya juga bukan urusan kita. Kita adalah anak-anak muda yg dipaksa tua oleh televisi yg tiada henti mengabarkan kebencian. Sementara adik-adik kita tidak tumbuh sebagaimana mestinya, narkoba politik uang membunuh nurani mereka.
Langganan:
Postingan (Atom)